Why Countries Fall flat The Starting points of Force, Flourishing and Neediness merupakan judul asli dari buku karangan dua ekonom terkemuka, Daron Acemoglu dan James A. Robinson yang diterjemahkan ke link alternatif bola88 dalam Bahasa Indonesia “Mengapa Negara Gagal-Awal Mula Kekuasaan, Kemakmuran dan Kemiskinan”.

Buku ini terkenal di Indonesia ketika menjadi rujukan Prabowo Subianto saat debat Pilpres 2019. Buku ini menjadi menarik ketika di awal pembahasan melontarkan pertanyaan, mengapa pada suatu negara menjadi sangat sejahtera namun pada negara lain sungguh melarat?
.

Sinopsis

Beberapa pendekatan sebelumnya telah menjawab persoalan tersebut. Pada buku tersebut dipaparkan 3 (tiga) pendekatan klasik: geografi, kebudayaan, dan kebodohan. Ketiga pendekatan tersebut dijelaskan namun pada setiap bagian akhir pada masing pendekatan dipatahkan karena tidak mampu menjawab secara lugas persoalan yang dipertanyakan.

Pertama, hipotesis geografi. Teori yang populer untuk menjelaskan kesenjangan ekonomi yang terjadi di beberapa negara di belahan dunia adalah karena perbedaan kondisi geografi dan iklim.

Kedua, hipotesis kebudayaan. Pendekatan ini dipopulerkan oleh Weber (2002) dalam bukunya yang terkenal “The Protestant Ethic dan The Soul of Free enterprise”. Etos kerja Protestan membuka ruang kemakmuran untuk negara Eropa Barat yang terbuka dengan kemajuan teknologi dan informasi.

Ketiga, hipotesis kebodohan. Kesenjangan terjadi karena bola88 pemimpin suatu negara tidak tahu bagaimana cara memakmurkan rakyatnya. Demikian pendapat para pendukung teori ini.Ciri-ciri yang umum dari suatu negara gagal adalah pemerintah pusatnya sangat lemah atau tidak efektif sampai kekuasaan praktis di sebagian besar wilayahnya begitu kecil; buruknya layanan publik; korupsi dan tindak kejahatan yang meluas; intervensi aktor negara dan non-negara; adanya pengungsi atau perpindahan penduduk tak terkendali; memburuknya ekonomi secara tajam; dan intervensi militer baik dari dalam maupun luar negara dapat terjadi.

Seberapa besarnya kendali pemerintah yang dibutuhkan agar tidak dicap sebagai negara gagal masih beragam di kalangan peneliti. Selain itu, penetapan negara “gagal” masih dianggap kontroversial dan jika dibuat secara https://www.alandwilliams.com/ sengaja, akan ada konsekuensi international strategy yang besar.